
Ternyata sebagian umat Islam yang merayakan hari/ malam nisfu Sya'ban pada hari itu juga. Jadi suasana tasyakuran 17an kali ini terasa sangat religius.
Hidup ini tidaklah semudah kita membalikan telapak tangan Cabaran dan rintangankan senantiasa datang menghadang Tapi janganlah ianya di jadikan sebagai alasan untuk kita berhenti melangkah kehadapan Walau mengalir kepedihan di cele-cela keretakan hati Kepiluan dan kekesalan bermain silih berganti memenuhi lorong kehidupan ini Namun kehidupan ini harus kita lalui Biarpun secebis keindahan tidak di perolehi Karena roda kehidupan tidak akan berhenti hingga keakhir usia nanti
Walau diriku di rumah ini hanya sebagai seorang pembantu tapi aku merasa cukup bersyukur dan beruntung karena diriku di sini tidak pernah di lupakan sebagai bagian dari keluarga ini..
Bosku memang sering sekali tugas keluar negeri hampir setiap minggu.. pasti ada saja negara yg di kunjungi baik yang dekat maupun yang jauh..
jikalau beliau bertugas di negara yang agak jauh sudah menjadi kebiasaan bosku pasti pulangnya akan membawakan oleh-oleh buat semuanya... dan diriku juga tidak pernah terlupakan walau hanya seutas keychan ato aksesory's yang lainnya.. dan aku cukup bersyukur dan berterima kasih....
meski barangnya, bukan barang yang berharga ato yang mahal tapi aku bersyukur dan gembira karena perhatiannya dan mereka tidak pernah melupakan diriku...
hmm... dulu waktu aku baru pertama kali pulang ke Indo dari Singapore, kalo aku cerita dengan orang di kampung, teman-teman sebaya, kalo aku ngomong "aku tau kok cara menggunakan komputer, tiap hari aku nyari berita/koran di internet," seakan-akan nggak ada orang yang percaya, di kiranya aku ini ngegombal, bohong, hanya menghayal...
Tapi aku memaklumi mereka sich..., iyalah... siapa sich yang mau percaya??? melihat pendidikanku yang SD saja nggak lulus, kok menghayal bisa menggunakan komputer.. sedangkan saudara-saudaraku, anak-anak pakde/budeku yang pada berjaya sekolah sampai SPG hingga yang kuliah saja, menggunakan komputer masih belum pasif.
tapi sebenarnya walaupun aku nggak pernah mengenyam pendidikan yang tinggi, sejak aku baru-baru aku bekerja masuk Ibukota aku sudah di ajari menggunakan komputer, pertama aku di ajari ngetik sekitar tahun 1993/1994 waktu itu aku bekerja di sebuah penyewaan Laserdics terkemuka di jakarta, memang waktu awal-awal bekerja semua transaksi masih di tulis menggunakan tangan, tapi lama kelamaan semua menggunakan komputer, waktu itu sich aku bener-benar belum tau apa itu komputer, liat bentuknya saja baru pertama kali... tapi Bos menyuruh aku belajar ngetik, masukin data-data member yang jumlahnya hampir ribuan orang ke dalam komputer.
tapi memang waktu itu aku cuma taunya komputer itu gunanya untuk transaksi saja, kalo ada orang nyewa atau mengembalikan laserdics itu saja, nggak tau kalo komputer itu gunanya lebih dari itu..
Sampai akhirnya aku masuk Singapore awal tahun 2000, waktu baru-baru aku kerja bosku sudah tanya
"kamu sekolah lulusan apa di jawa?" aku jawab
"aku tidak pernah sekolah"
Bosku yang memang orangnya suka mengoreksi orang tanya lagi
"mengapa kamu tidak sekolah?" kemudian aku jelaskan keadaannku di kampung semua aku ceritakan...
"ya bukannya saya nggak mau masuk sekolah pak, tapi ya gemana, keadaan kami di kampung susah, bapaku sudah nggak ada sejak aku masih kecil, adiku masih bayi, sementara kakak dan abangku masih sekolah SD, hanya ibu seorang yang mencarikan nafkah untuk kami sekeluarga, ibu tidak mampu untuk menyekolahkan kami.., tapi saya bersyukur kok pak sudah di bekalin pendidikan sampai SD, saya sudah bisa baca tulis rasanya sudah cukup beruntung."
Pada saat itulah Bosku menawarin aku supaya ngambil kursus-kursus yang ada di Singapore...
Nasibku memang beruntung khan??? walau di Indonesia aku tidak bisa mengenyam pendidikan tapi di mana saja aku bisa belajar meningkatkan diri, mempelajari sesuatu yang baru...
ya.... pertama kali aku pulang kampung, bila aku cerita aku selalu baca internet di komputer aku selalu di ketawain, di kiranya aku menghayal.. so kemudian aku buktikan dua tahun kemudian aku pulang dengan membawa komputer dari Singapore, saat itu di kampung masih belum ada yang punya komputer, sementara di balai desa juga belum di taroh komputer..
kebetulan aliran Listrik di rumahku masih bebas setrum, jadi komputer masih bisa di nyalakan, aku lengkapi komputerku dengan beli printer. baru orang di kampung percaya kalo aku memang bener-bener bukan menghayal..
dan sekarang setelah jiwaku sudah menyatu dengan Internet, sering omonganku di persalahkan kononnya aku itu sedah terlalu terbawa-bawa dengan dunia Internet, yang tidak umum di bawa ke desa..