Sugeng Pinarak Ing Alam Lamunanipun Tiang Ndusun

Custom Search

Saturday, July 19, 2008

Perjodohan yg terpaksa di jalankan!!!


Aku sendiri tidak tau harus memulai dari mana, fikiranku buntu, batinku menjerit..
inginku mengadu tapi kepada siapa???
Keluarga??? itu tidak mungkin...
Teman??? kalo teman yg bisa memahami kalo tidak, paling-paling juga cuma di tertawakan
Di kampungku aku memanglah sudah termasuk perawan tua, memandangkan hampir semua gadis-gadis sebayaku semua sudah berumah tangga.. jadi tidaklah heran kalo di kampung aku hanya menjadi bahan cibiran para tetangga..
Tapi bagiku itu semua tidak menjadi masalah dalam kehidupanku, tho aku masih percaya bahwa jodoh, pertemuan, rizky, ajal maut di tentukan oleh tuhan sang pencipta.
Tapi tidak bagi keluargaku, mereka mungkin malu, jika mendengar cibiran dari orang-orang.
" punya anak gadis nggak laku, sampai jadi prawan tua "
Yah... dulu aku memang pernah gagal dalam percintaan...
dan pernah juga gagal untuk di perjodohkan...
dulu ketika aku baru-baru Merantau di Singapore, mungkin sekitar tahun 2001 tentanggaku yang juga masih kerabatku ingin menjodohkan aku dengan adiknya yang ketika itu masih kuliah.. ya di antara orang tuaku dan orang tuanya memanglah sudah saling setuju.
tapi hubungan kami memanglah hanya sebatas melalui surat ato telpon.
tapi mungkin kami memang bukanlah jodoh, jadi tuhan berkata lain.. di bulan-bulan saat janjiku untuk pulang kampung hampir segera tiba.. si dia telahpun mengingkari janjinya, menjalin hubungan dengan orang lain hingga kecelakaan ( ngamilin orang ) walau pada awalnya keluarga tetap tidak setuju, tapi dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya.
Akupun akhirnya kembali ke Singapore menyambung kontrak hingga enam tahun.
aku jalani hari-hariku dengan senyuman, gelak tawa, dan gurau senda dengan teman-teman, aku nggak pernah merasa malu ato minder meski usiaku sudah di anggap pra-tu.
pada bulan mei tahun 2008 kemaren aku pulang kampung untuk cuti sebulan, serta memperpanjang pasport di kampung.
ya.. omongan tetangga memanglah tidak pernah bosan, masih saja ada orang yg kadang mencibir. hingga aku sendiri malas untuk bergaul/main-main di lingkungan tentangga. selama sebuan hampir tiap hari waktuku aku habiskan di sawah dan tidur di rumah. bukan karena aku malu dengan tetangga tapi karena telingaku malas untuk mendengan.
minggu-minggu terakhir ketika aku akan berangkat, kembali ke Singapore... tetanggaku kerabatku yg dulu mau menjodohkan aku dengan adiknya, kembali mengenalkan aku dengan Budiman. aku memang tidak punya alasan untuk menolak, apalah lagi mendengar ucapan kerabatku itu...
" Kus kamu itu sebagai seorang cewek, nggak ada alasan untuk menolak, apalagi aku liat sampai sekarang kamu itu belum ada seorang cowokpun yang akan serius sama kamu, apalagi usiamu sudah semakin tua, ibarat seperti bunga... kalo sudah layu itu sudah tidak ada yang mau memetiknya. cewek itu nggak seperti cowok, cewek itu di cari, bukan mencari.. aku harap kamu paham dengan kata-kataku.. malunya keluargamu juga maluku juga. "
Suara itu yang mengiang di telingaku... aku jadi sadar... betapa aku ini memalukan keluargaku.. sebetulnya apa yang aku cari di dunia ini, selain pasrah dan nerimo..
Perkenalanku dengan Budiman langsung dengan ikatan, walao sebetulnya aku belum tahu isi hatinya, sifatnya dan keinginannya aku terima dengan redho.
Tapi alahkah hancurnya batinku... baru satu hari kita bertunangan dia memaksaku untuk melakukan sesuatu hal yang seharusnya belum boleh di lakukan.. serta mengancam, tapi apalah daya aku hanyalah seorang wanita dan aku tidak ingin memalukan keluarga.. hingga masalahku aku simpan sendiri... hingga tidak ada seorangpun yang tau.
dan yang lebih parah.. walau aku sudah nurut di buat seperti patung, apa keinginannya semua aku penuhi, ternyata dia punya kekasih yang lain.