Sugeng Pinarak Ing Alam Lamunanipun Tiang Ndusun

Custom Search

Sunday, May 17, 2009

Antara Badai dan Semut di dalam ofen

"Lho tumben jam segini sudah ada di rumah?" sapaan mbakyu Tasmi setengah keheranan.. "iya tadi dari sekolah langsung mbalik ke pasir ris nemuin yu sarti, yu nasem dengan mbak minah di MRT. karena sudah di pasir ris mau berpatah balik, ngeluyur jadi malas makanya dari sana langsung pulang kerumah kan udah deket tinggal jalan kaki.." "lho emang kamu... nggak ikut party ulang tahunnya mbak Maria?" tanya mbak Tasmi ke diriku.. " nggak ach malas jauh banget makan-makannya di klementy sich.. lagipun kemaren malam aku sudah nemuin mbak maria ngasih present sambil ngobrol-ngobrol di kolong block." "aku tadi telpon Sugeng" mbak Tasmi mengalihkan topik cerita... "telpon sugeng, sugengnya masih di rumah sakit, telpon galih nggak di angkat, lalu aku telpon ke kaliori. kamu tau nggak kus gunung selamet mau meletus !! aku jadi takut, sedih dengar berita itu.. harap-harap janganlah terjadi apa-apa. kalau gunung selamet meletus kampungku jadi apa ya.., gemana dengan keluargaku? katanya penduduk selawi sudah pada di suruh mengungsi kus !!" "Aku sudah baca Beritanya di internet sejak 3 minggu yang lalu mbak !!, ya mudah-mudah tidak akan jadi meletus kita berdo'a ajah ya..." pintaku ke mbak Tasmi menenangkan...

Kononnya kan kata orang-orang tua dulu.. Tanda-tandanya Gunung selamet akan meletus air pancuran satu sampai ketujuh di Baturaden akan berhenti mengalir, tapi beritanya sampai sekarang kononnya air pancuran masih normal mengalir seperti biasa.. Tapi itu bukan berhati kita sudah terlepas dari bahaya bencana lho... karena semua bencana yang terjadi sudah di atur oleh sang maha pencipta. Teringat 3 tahun yang lalu ketika Badai Tsunami melanda Cilacap, siapa yang menyaka kalau hari itu akan ada bencana menimpa?.
Hari senin tanggal 17 juni 2006 waktu itu di kampungku sedang ramai orang tanam Buah semangka. sudah menjadi tuntutan jika musim tanam semangka semua penduduk desa hampir setiap hari menghabiskan waktunya di tengah sawah. memang mengurus tanaman semangka itu sama ibarat kita mengurus bayi yang baru lahir harus di lithing dan hati-hati menjaganya.. pupuk dan airnya tidak boleh kurang dan tidak boleh kelebihan karena jika tanaman semangka kekurangan pupuk dan air pohon semangka akan mengriting dan daunya kuning jika sampai berbuah tidak akan bagus kualitasnya.. dan jika pohon buah semangka kebanyakan popok terlalu subur daun yang terlalu hijau dan pohon yang tetlalu subur jika terkena matahi yang terik akan mudah layu mengering dan akhirnya mati.. Hari itu waktunya aku memberikan pupuk ke pohon buah semangkaku dari jam 7 pagi aku sudah berangkat ke sawah bersama ibuku.. sekitar jam 3 sore aku dan ibu baru selesai (nglemoni pohon semangka) sedang ibuku langsung pulang ke rumah aku pamit akan singgah di warung kakak sepupuku yang memang jual makanan di warung pinggir jalan. dalam perjalanan aku mendengar bunyi ledakan seperti bunyi petir "wealah matahari terik, panas begini kok sudah ada petir" gumanku dalam hati. Begitu aku sampai di warung, kakak sepupuku begitu gembira dan girang menyambut kedatanganku.. "Alhamdulillah kebetulan sekali kamu datang.. Tolong jagain warung sama liatin felda tuch takut main di janan !! aku tak kebelakang dulu mau ngrebusin sayuran masih siang pecelnya sudah habis kelubannannya tadi masih banyak yang nayain nyari pecel." sedang aku main-main dengan felda keponakanku sambil jaga warung tiba-tiba dari arah selatan ramai sekali orang pada lari motor mobil semuanya main berebut mau cepet-cepetan sambil ramai orang teriak-teriak ada Tsunami ada Tsunami.. aku yang masih kebingungen sambil mengangin ponakanku tiba-tiba kena marah lilikku yang sambil teriak-teriak nglempar telur di kranjang karena beliau baru saja balik nyari dagangan telur "lari kus lari... ada tsunami airnya sudah sampai prapatan!!" katanya... aku yang kaget langsung teriak ke kakak sepupuku yang belum jadi nyalain kompor sambil lari gendong ponakanku.. semua hiruk pikuk menyelamatkan nyawa sendiri-sendiri tidak peduli apapun..

Pengalaman saat itu menjadi pengajaran bahwa harta benda kesenangan di dunia ini hanya sementara tidak akan di bawa sampai keliang kubur.. buktinya ketika kami semua lari tidak ada yang ingat "hartaku" semua hanya lari menyelamatkan nyawa satu..
sedang aku masih asik dengan lamunanku tiba-tiba Bapak teriak-teriak "Kusss... Bersihkan ofen tuch di dalam ofen banyak semutnya!!" kaget aku di buatnya malam-malam kena bentak gara-gara semut, tapi setelah aku liat ke dapur dan aku cek ofennya tidak ada semut satupun di dalam ofen tapi kok bapak bilang banyak semutnya oh ya tadi bapak panaskan ikan dari rumah nyai pas mau di makan keliatan ada semutnya di ikan beliau langsung lempar ke tong sampah sambil teriak di dalam ofen banyak semut... (hih semut entah dari mana di bawa balik bilang dari dalam ofen lagi). kalau memang mau cari alasan pengin marah ya marah ajahlah nggak usah semut jadi sasaran.. hmm.... kebelakangan ini memang bosku agak sensitif sedikit-sedikit main bentak ajah... nggak menghargai perasaan orang hiks... apa boleh buat nrimo ajah lah wong sudah jadi nasibnya begini lagipun hidup kan cuma sementara dan di Singapore juga diriku nggak mungkin selamanya pada akhirnya akan kembali juga ke Indonesia.. Negriku Tercinta.