Sugeng Pinarak Ing Alam Lamunanipun Tiang Ndusun

Custom Search

Friday, May 1, 2009

Sambutan Hari Buruh

Hari ini di seluruh dunia orang-orang sedang menyambut hari buruh. Banyak di antara mereka merencanakan hari buruh ini untuk Berdemontrasi menuntut hak-haknya agar bisa di penuhi oleh para para majikan. Tidak terkecuali para buruh migran di wilayah Hongkong maupun Taiwan. Tapi bagaimana dengan diriku yang hanya seorang babu? siapa yang peduli akan nasib seorang babu? mungkin sudah tuntutan takdir seorang babu itu harus lebih sabar, dan lebih nrimo ing pandum.

Kemaren sore.. sudah menjadi kebiasaan Bosku apabila ada hari-hari libur maka sebelum hari libur itu tiba malamnya mereka akan pergi kelestoran sekeluarga kononya untuk mepererat hubungan keluarga walau kelestoran hanya sekedar minum kopi. sebelum pergi anak lelaki bosku membuat hal yang membuat hatiku bener-bener sakit. dia menanyakan earpearnya yang diriku sendiri tidak tau di mana narohnya.. sembari aku cariin dirinya ngamuk sambil ngoceh yang gak jelas.. Tumpukan buku yang tadinya rapi dia sampar hingga berserakan itu yang membuat hatiku bener-bener sakit. sambil tetap mencari benda tersebut sambil aku bilang "biasanya kan earpear itu awak bawa ke sekolah ya barang kali ajah ada di dalam tas awak, coba abank liatlah ke dalam tas... jangan salahkan bibik mana bibik tau di mana awak taro !" eh ternyata setelah di cek ke dalam tasnya memang bener benda itu ada di dalam tas sekolahnya.. sudah ketemu lalu dia lari keluar karena memang udah di tunggu sama mak bapaknya di luar. Diriku yang memang hatinya sudah mbedegel terpaksa mengemas kembali juga itu buku yang di sampar tadi.. sembari menenagkan hati.. (memang babu itu di mana-mana harus nrima barang kali) saat itulah yu sarti telpon akhirnya sakit hatiku hilang mengemas buku di sambi ngobrol dengan yu sarti bergurau senda kesana kemari...

Pagi-pagi ketika aku lagi asik dengan tugas rutinku di dapur tiba-tiba bapak yang baru bangun keluar dari kamarnya sambil menanyakan kaca mata kepadaku. Anak dan Bapak kok sama ajah.. masa barang pribadinya semua pembatunya harus tau di mana narohnya. Sudah menjadi tradisi keluarga di sini kalo menanyakan barang itu artinya menyuruh diriku supaya mencarikan di mana barang tersebut letaknya. Hatiku kembali mbedegel di buatnya... pasal bapak sempat bilang "Di mana sich kaca mata masa kaca mata bisa ilang sendiri" aku diamkan biar bapak ngoceh sambil mencari-cari si kaca mata sendiri.. setelah aku selesai mengerjakan tugas rutinku di dapur baru diriku mulai mencari si kaca mata bapak. aku liat di depan komputer tidak ada, di dekat TV juga tidak ada.. sambil mengemas kamarnya si Bos diriku masih sambil mencari si kaca mata.. ternyata si kaca mata yang pagi-pagi sudah membuat bapak ribut, ngumpet di bawah kolong tempat tidur bosku. Bosku bilang apa setelah si kaca mata ketemu "Good Job Kusiyah" walau beliau bilang begitu dalam hatiku masih mbedegel sambil menggerutu.. "naro sendiri babu yang di salahkan.." Tapi memang sudah menjadi takdirnya kali seorang pembatu itu harus senantiasa sabar nrima dan tetap bisa tersenyum di depan Bos meski hatinya telah di lukai..